Sabtu, 02 Maret 2013

rijal


PENELITIAN TĀRĪKH AR-RUWĀH HADIS
“TENTANG RUKUN IMAN”
 DALAM KITAB SAHIH MUSLIM
Teks Hadis
وحدثنا سهل بن عثمان العسكري حدثنا يحيى بن زكريا حدثنا سعد بن طارق قال حدثني سعد بن عبيدة السلمي عن بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال بني الإسلام على خمس على أن يعبد الله ويكفر بما دونه وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان
Urutan Perawi:
1.      Muslim ibn al-Ḥajjāj
2.      Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy
3.      Yaḥya ibn Zakaria
4.      Sa’d ibn Thāriq
5.      Sa’d ibn ‘Ubaidah as-Sulamīy
6.      Ibnu ‘Umar





PENELITIAN TĀRĪKH AR-RUWĀH
A.    Muslim ibn al-Ḥajjāj
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & Murid
Analisa
1
Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl[1]
Muslim ibn al- Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairīy
Abu al-Ḥusain an-Naisāburīy, al-Ḥāfidz

Lahir:
ada yang mengatakan lahirnya tahun 204 H

Wafat:
Menurut Muḥammad ibn Yaqūb dia mati pada hari Ahad, dikubur hari Senin, bulan Rajab, tahun 261 H,
Guru: 218 orang termasuk salah satunya adalah Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy

Murid: 34
orang
Dalam Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl ini biodata Muslim sudah cukup lengkap, meliputi nama lengkap, tahun lahir dan wafat, dan juga murid-murid serta guru-gurunya yang begitu banyak. Dan tercantumkannya juga nama Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy yang merupakan perawi terakhir dari jalur Muslim ini. Dan ini menunjukkan kebersambungannya.
2
Taqrīb at-Tahdzīb[2]
Muslim ibn al- Ḥajjāj ibn Muslim al-Qusyairīy
An-Naisāburiy
Lahir: -
Wafat: 261 H
Ketika berumur 57 tahun
Guru: -
Murid: -
Taqrīb at-Tahdzīb memang tidak menyebutkan biodata perawi secara lengkap, tapi setidaknya dari Taqrīb at-Tahdzīb ini bisa lebih menguatkan perihal tahun wafatnya dari Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl.
Total Analisis: Sengaja peneliti hanya mengambil dari 2 kitab ini, karena peneliti anggap sudah mewakili dari beberapa kitab seperti Kitāb at-ārīkh al-kabīr, Mīzān al-I’tidāl yang dalam beberapa hal memang kurang memadai bahkan tidak lengkap, sehingga peneliti hanya melihat dari 2 kitab tersebut yang peneliti anggap lebih komprehensif. Adapun Tahdzīb at-Tahdzīb karya Ibnu Ḥajar bukan tidak serta merta peneliti tidak masukan, karena memang hampir semua aspek telah disebutkan dalam Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl, dan Tahdzīb at-tahdzīb hanya menambah beberapa informasi yang peneliti anggap tidak terkait dengan bahasan Tārīkh ar-Ruwāh. Dan dua kitab ini juga sudah memberikan pemahaman bahwa setidaknya muslim dengan Sahl ibn ‘Utsmān bersambung dan sezaman.

B.     Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & murid
Analisa
1
Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr[3]
Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy

Abū Mas‘ūd
Lahir:-
Wafat: -
Tinggal di ar-Rayyi
Guru: 2
Ibnu Abī Zaidah, Ḥafs ibn Ghayyāts
Murid: -

Dalam Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr, al-Bukhārī hanya memberikan input nama, kunyah, perihal tinggal,  dan guruya. Belum memadai untuk menilai seorang rawi. Meski demikian ada sedikit indikasi yang menunjukkan kebersambungan sanad dengan perawi di atasnya yaitu Ibnu Abī Zaidah, apabila yang dimaksud adalah Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah, meski kemungkinan juga yang dimaksud adalah Zakaria ibn Abī Zaidah (ayahnya).
2
Kitāb ats-Tsiqāt[4]
Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy

Abū Mas‘ūd
Lahir: -
Wafat: Sebelum tahun 240 H
Guru: 2 orang yaitu Ibnu Abī Zaidah, Ḥafs ibn Ghayyāts
Murid: 2 lebih
Al-Ḥasan ibn Sufyān, ‘Abdan dan lain-lain
Informasi yang ditulis oleh Ibnu Ḥibbān dalam Kitāb ats-Tsiqāt tidak jauh beda dengan al-Bukhārī dalam Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr, hanya Ibnu Ḥibbān ada sedikit tambahan mengenai tahun wafatnya yaitu sebelum 240 H, dan juga murid yang disebutkan dua, namun yang lain tidak disebut. Ada kemungkinan Muslim sebagai rawi yang mengambil hadis dari Sahl masuk dalam rawi yang lainnya tersebut. Sehingga ada kemungkinan antara Sahl dan Muslim masih bersambung sanadnya.
3
Kitāb Al-Jarḥ Wa at-Ta’dīl[5]
Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Askarīy al-Kindīy

Abū Mas’ūd
Lahir: -
Wafat: -
Guru: 8
Salah satunya disebutkan Yaḥyā ibn Abī Zaidah.
Murid: 2
Ibnu Abī Ḥātim dalam kitabnya hanya menyebutkan tambahan nama al-Kindīy, tidak ada tambahan lain dari tahun wafat. Namun yang perlu diperhatikan dia juga menyebutkan salah gurunya bernama Yaḥyā ibn Abī Zaidah yang mengindikasikan kebersambungan Sahl dengan perawi di atasnya yaitu Yaḥyā.
4
Al-Kāsyif fī Ma‘rifah Man Lahu Riwāyah fī al-Kutub as-Sittah wa Ḥāsyiyyatuhu [6]
Sahl ibn ‘Utsmān ibn Fāris

Abū Mas’ūd, al-‘Askarīy, al-Ḥāfidz
Lahir:-
Wafat:
Wafat 235 H

Guru: 3
Murid: 3
Dan termasuk salah satunya adalah Muslim
Tambahan yang ditulis oleh adz-Dzahabī mengenai nama yang sebelumnya tidak disebutkan kakeknya, tahun wafat 235 H berbeda dengan Ibnu Abī Ḥātim yang menyebutkan 240 H. Adz-Dzahabī juga menyebutkan salah satu muridnya adalah Muslim yang jelas mengindikasikan bahwa Sahl dan Muslim adalah ittishāl.   
5
Kitab Tadzkirah al-Ḥuffādz[7]
Sahl ibn ‘Utsmān
Abū Mas’ūd, al-‘Askarīy, al-Ḥāfidz

Lahir: -
Wafat:
Berkata Ibnu Abī ‘Āshim ia wafat: 235 H
Guru: 4
Murid: 5 lebih
dan salah satunya adalah Muslim
Dalam kitab ini lebih menguatkan tentang tahun wafatnya Sahl ibn ‘Utsmān yaitu pada tahun 235 H sebagaimana disebutkan adz-Dzahabī dalam al-Kāsyif. Begitu pula salah satu muridnya disebutkan adalah Muslim, yang mengindikasikan kebersambungannya.
6
Tahdzīb at-Tahdzīb[8]
Sahl ibn ‘Utsmān ibn Fāris, al-Kindīy

Abū Mas’ūd, al-‘Askarīy, al-Ḥāfidz

Lahir: -
Wafat:
Menurut Ibnu Abī ‘Āshim ia wafat tahun 235 H

Guru: 11
Tidak disebutkan nama Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
Murid: 12
Salah satunya Muslim
Dari kitab-kitab sebelumnya, Tahdzīb at-Tahdzīb adalah kitab kitab yang paling lengkap dalam menyebutkan Tārīkh ar-Ruwāh perawi, dengan lebih banyak menyebutkan nama-nama guru dan muridnya, meskipun tidak ditemukan dari nama-nama gurunya yang bernama Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah . Sehingga dalam hal ini kitab Tahdzīb at-Tahdzīb kurang lengkap dalam menyebutkan gurunya.
7
Taqrīb at-Tahdzīb [9]
‘Sahl ibn ‘Utsmān ibn Fāris, al-Kindīy

Abū Mas’ūd, al-‘Askarīy, al-Ḥāfidz

Lahir:-
Wafat:-
Tahun 35 H
Termasuk tabaqat ke-10
Guru: -
Murid:-
Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānīy tidak menambah informasi banyak karena memang tidak banyak yang ia tulis. Tapi ada tambahan input mengenai informasi tabaqat yaitu Sahl menurutnya termasuk tabaqat ke-10. Sedangkan mengenai tahun wafatnya berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang menyebutkan 235/240 H, namun di sini hanya disebutkan 35 saja. Menurut asumsi peneliti al-‘Asqalānīy sengaja tidak menyebutkan karena sudah mafhum atau bisa diperkirakan, dengan adanya ia termasuk tabaqat ke-10.
Total Analisis: Dari beberapa kitab-kitab Rijāl al-Ḥadīts yang peneliti kumpulkan untuk meneliti rawi Sahl ibn ‘Utsmān al-‘Asykarīy dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa, memang bila dilihat, kitab Tahdzīb at-Tahdzīb mempunyai derajat kitab yang paling komprehensif dibanding kitab lainnya. Namun dalam beberapa hal Tahdzīb at-Tahdzīb juga ada kekurangan semisal dalam tidak menyebutkan guru Sahl dalam hadis ini, yang dapat mengindikasikan kebersambungan Sahl dengan gurunya dalam hadis ini yaitu Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah. Sehingga dengan adanya kitab lainnya seperti Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr, Kitāb ats-Tsiqāt, Kitab Al-Jarḥ Wa at-Ta’dīl dapat menambah informasi mengenai kebersambungannya  dengan gurunya yaitu Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah. Mengenai tahun wafatnya memang ada perselisihan di antara beberapa kitab tersebut, namun mayoritas/kebanyakan ulama lebih condong kepada tahun wafatnya 235 H, sehingga hemat peneliti, itulah yang peneliti pakai. Sehingga bisa diperkirakan tahun kelahirannya adalah sekitar 175 H bila mengacu pada mayoritas keumuman umur orang Arab pada saat itu sekitar 60 tahun. Dan dengan adanya penyebutan antara Sahl ibn ‘Utsmān dengan Muslim dan Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah, maka bisa dipastikan Sahl bersambung baik dengan guru dan muridnya dalam hadis ini.






C.    Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & murid
Analisa
1
Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr[10]
Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah, Abū Sa’īd, al-Hamdānīy, al-Kūfīy
Abū Sa’īd

Lahir: -
Wafat: 183 H

Guru: 2
Bapaknya dan al-A’masy
Murid: 1
Yaḥyā ibn Adam
Al-Bukhārī menginformasikan hanya sebatas nama lengkap, tahun kematian, serta sedikit dari guru dan muridnya. Tanpa menyebutkan guru dan murid yang berkaitan dengan hadis ini, sehingga belum terlihat adanya kebersambungan dengan gurunya, sedangkan dengan muridnya –sebagaimana penelitian mengenai Sahl ibn ‘Utsmān- telah terbukti bersambung.
2
Kitāb al-Jarḥ Wa at-Ta’dīl[11]
Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
Abū Sa’īd, Al-Hamdānīy, Kūfīy
Lahir: -
Wafat:
Wafat di al-Madāin
Guru: 3
Murid: 4
Tidak ada tambahan yang berarti dari Kitāb al-Jarḥ Wa at-Ta’dīl, hanya ada tambahan tentang tempat wafatnya di al-Madā’in. Dalam penyebutan guru dan muridnya tidak ada nama perawi yang bersambung dalam hadis ini. Sehingga kitab ini memberikan informasi yang belum memadai.
3
Kitāb Tabaqāt Al-Kabīr[12]
Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
Abū Sa’īd
Lahir:-
Wafat:
Di al-Madā’in 183 H pada masa khalifah Harun, ketika ia menjadi qadhi yang diangkat oleh Amirul Mukminin.


Guru: -
Murid: -
Kitāb Tabaqāt Al-Kabīr karya az-Zuhrīy tidak menyebutkan guru dan muridnya sehingga tidak ada indikasi yang menguatkan tentang kebersambungan sanad, namun ada tambahan mengenai tahun wafat sekaligus menguatkan Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr dan tambahan mengenai pekerjaan Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah saat masih hidup yakni menjadi seorang qadhi.
4
Tahdzīb at-Tahdzīb[13]
Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
Abū Sa’īd, al-Hamdānīy al-Wādhi‘īy
Lahir:
Wafat:
Menurut al-Mādinīy wafat pada tahun 182 H, Ibnu Sa’d pada tahun 183 H, Ibnu Qāi‘ pada tahun 184 H

Guru: 20 orang dan sekelompok jama’ah
Salah satunya adalah Abū Mālik al-Asyja‘īy
Murid: 20
Orang lebih di antaranya ada Sahl ibn ‘Utsmān  
Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb dibanding kitab sebelumnya memang menunjukkan bahwa kitab ini lebih lengkap dalam menyebutkan biografi perawi. Dari nama ada tambahan al-Wādhi‘īy, sedangkan tahun wafatnya, menurut Tahdzīb at-Tahdzīb ada 3 pendapay, ada yang mengatakan pada 182, 183 dan 185 H. Namun dari keterangan guru dan murid, kitab ini lengkap dengan menyebutkan semua rawi yang berada di atas, dan di bawahnya, sehingga hal itu memberikan keyakinan bahwa Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah dengan Sahl dan Sa’d ibn Thāriq (Abū Mālik al-Asyja‘īy) bersambung sanadnya.
5.
Taqrīb at-Tahdzīb[14]

Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah al-Hamdānīy

Abū Sa’īd
Lahir:-
Wafat:
Pada tahun 183/184 H ketika ia berumur 63 tahun. Dan merupakan tabaqat ke-9
Guru:-
Murid: -
Sebagaimana penjelasan sebelumnya mengenai kitab Taqrīb at-Tahdzīb, kitab ini memang tidak banyak menguak mengenai guru dan murid, hanya saja kitab ini baik dalam memberikan informasi mengenai tabaqat dan tahun wafat.
Total Analisis: Dari beberapa kitab yang peneliti coba kumpulkan, terdapat hal yang menjadi perbedaan, terutama dalam hal tahun wafat, meskipun dalam beberapa kitab dinyatakan jelas kebersambungannya dengan perawi sebelum dan sesudahnya, terutama dalam kitab Tahdzīb at-Tahdzīb. Dan dari beberapa pilihan tahun wafat yang paling banyak diambil oleh para ulama adalah wafat ketika tahun 183 H sebagaimana dikemukakan dalam Taqrīb at-Tahdzīb, Ibnu Sa’d dalam Tahdzīb at-Tahdzīb, al-Mada’in dalam Thabāqāt al-Kubrā dan al-Bukhārī dalam at-Tārīkh al-Kabīr. Dan sebagaimana dikemukakan dalam Taqrīb at-Tahdzīb bahwa umur Yaḥyā ibn Zakaria 63 tahun, maka diperkirakan tahun kelahirannya adalah 120 H

D.    Sa’d ibn Thāriq
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & murid
Analisa
1
Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr [15]

Sa’d ibn Thāriq ibn Asyīm
Abū Mālik Asyja’īy al-Kūfīy
Lahir:-
Wafat:-
Guru: 2
Murid : 5
Al-Bukhārī hanya memberikan informasi mengenai nama lengkap, sedikit guru dan muridnya, yang tidak termasuk guru/murid yang masuk dalam nama perawi dalam hadis ini. Jadi Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr sangat belum lengkap untuk penelitian Tārīkh ar-Ruwāh.
2
Al-Kāsyif fī Ma‘rifah Man Lahu Riwāyah fī al-Kutub as-Sittah wa Ḥāsyiyyatuhu[16]

Sa’d ibn Thāriq ibn Asyīm al-Asyja’iy al-Kufiy

Abū Mālik
Lahir:-
Wafat:-
Guru: 2
Murid: 3
Tidak termasuk nama salah satu perawi
Adz-Dzahabī dalam kitabnya tersebut juga belum ada informasi yang bisa dijadikan acuan karena hanya menginformasikan tentang perawi baik dalam tahun lahir/wafat maupun kebersambungannya dengan perawi sebelum/sesudahnya.
3
Mīzān Al-I’tidāl[17]  
Sa’d ibn Thāriq al-Asyja’īy

Abū Mālik
Lahir: -
Wafat: -
Guru: 1
Murid: 1

Kitab ini sangat tidak komprehensif dibanding kitab-kitab lainnya karena hanya memberikan informasi nama dan guru, murid. Itu pun tidak ada yang menyebutkan mengenai perawi sebelum atau sesudahnya. 
4
Rijāl Shahīh Muslim Fī Naqd ar-Rijāl[18] 
Sa’d ibn Thāriq ibn Asyīm al-Asyja’īy, Al-Kūfīy
Abū Mālik
Lahir: -
Wafat: -
Guru: 6
Termasuk Sa’d ibn ‘Ubaidah
Murid: 12
Termasuk Ibn Abī Zaidah
Dalam Rijāl Shahīh Muslim Fī Naqd ar-Rijāl nampak tidak begitu lengkap informasi yang diberikan, tidak tertera tahun lahir dan wafatnya, hanya saja secara tidak langsung penyebutan beberapa guru dan muridnya, masuk daftar nama yang menjadi perawi hadis ini, yaitu Sa’d ibn ‘Ubaidah sebagai guru, dan Ibn Abī Zaidah -yang peneliti duga sebagai perawi, karena tidak disebutkan Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah- sebagai muridnya. Sehingga dengan ini nampak sedikit jelas kebersambungan antara perawi sebelum dan sesudah Sa’d ibn Thāriq dalam Rijāl Shahīh Muslim Fī Naqd ar-Rijāl ini.
5
Taqrīb at-Tahdzīb[19]
Sa’d ibn Thāriq
Abū Mālik, al-Asyja’īy
Lahir: -
Wafat:
Tabaqat ke-4
Guru:-
Murid:-
Tidak banyak yang diinformasikan oleh kitab Taqrīb at-Tahdzīb, baik dari guru dan murid maupun tahun kelahirannya, sehingga sulit untuk menjadikan kitab ini sebagai rujukan untuk mengetahui kebersambungan sanad. Namun tambahan yang berarti hanya dari sisi tabaqatnya.
6
Tahdzīb at-Tahdzīb[20]
Sa’d ibn Thāriq ibn Asyiīm al-Asyja’īy al-Kūfīy

Abu Malik
Lahir: -
Wafat:
Menurut Ash-Sharīfainīy dia meninggal pada 140 H
Guru: 8 orang lebih, dan salah satunya adalah Sa’d ibn ‘Ubaidah
Murid: 14 orang lebih tidak termasuk Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah
Dalam kitab ini relatif lengkap untuk menjadi rujukan Rijāl al-Ḥadīts dibanding kitab-kitab sebelumnya, karena nama Sa’d ibn Thāriq terdapat tahun wafat dan guru serta muridnya, relatif lengkap dan bisa dilihat kebersambungan Sa’d ibn Thāriq dengan gurunya Sa’d ibn ‘Ubaidah, meski Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah tidak disebutkan, namun boleh jadi bukan termasuk murid yang populer namun masuk kategori (ghairahum)
Total Analisis: Dari beberapa kitab yang tercantum di atas, perawi yang bernama Sa’d ibn Thāriq bisa dikatakan sahih bila dilihat dari kebersambungannya dengan Sa’d ibn ‘Ubaidah -sebagai guru- dan Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah –sebagai murid-. Selain itu dia –sebagaimana dalam Tahdzīb at-Tahdzīb- wafat pada tahun 140 H yang mengindikasikan sezamannya dengan Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah yang penulis perkirakan lahir tahun 120 H dan wafat pada 183, sehingga dari situ tidak bisa dipungkiri bahwa Yaḥyā ibn Zakaria ibn Abī Zaidah bertemu dengan Sa’d ibn Thāriq.

E.     Sa’d Ibn Ubaidah
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & murid
Analisa
1
Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr [21]
Sa’d ibn Ubaidah
Abū Ḥamzah
Lahir: -
Wafat: -
Guru: 3
Termasuk Ibnu ‘Umar
Murid: 12 orang tidak termasuk Sa’d ibn Thāriq
Selain al-Bukhārī menyebutkan nama lengkap serta kunyahnya, dia juga menyebutkan beberapa gurunya termasuk sahabat Ibnu ‘Umar dan beberapa murid tapi tidak termasuk Sa’d ibn Thāriq sehingga dari sini masih dirasa belum memadai untuk mengantarkan pada kesimpulan kebersambungannya dengan muridnya dan ditambah lagi al-Bukhārī tidak menyebutkan tahun wafatnya.
2
Rijāl Shahīh Muslim Fī Naqd ar-Rijāl[22] 
Sa’d ibn ‘Ubaidah Abū Ḥamzah as-Sulamīy al-Kūfīy
Abū Ḥamzah
Lahir:
Wafat:
Guru: 4
Orang termasuk Ibn Umar
Murid: 8
Orang termasuk Abū Mālik al-Asyja’īy (Sa’d ibn Thāriq)
Dalam Rijāl Shahīh Muslim Fī Naqd ar-Rijāl belum juga diketahui tahun lahir dan wafatnya, hanya sebatas menginformasikan nama dan guru serta murid yang kedua-duanya menunjuk pada perawi yang tepat berada di atas dan di bawahnya, yaitu Ibnu ‘Umar dan  Sa’d ibn Thāriq, yang jelas mengindikasikan kebersambungannya (ke-muttashil-annya)
3
Tahdzīb at-Tahdzīb[23]
Sa’d ibn ‘Ubaidah as-Sulamīy al-Kūfīy
Abū Ḥamzah
Lahir:-
Wafat:
Menurut al-Kalābādzīy: ia mati pada kekuasaan Umar ibn Hubairah di Iraq.

Guru: 6 orang termasuk Ibnu ‘Umar
Murid: 10 orang dan sekelompok jama’ah, sudah termasuk Abū Mālik al-Asyja’īy
Kitab yang penulis rasa lengkap yaitu Tahdzīb at-Tahdzīb juga tidak menyebutkan perihal tahun kematian Sa’d ibn ‘Ubaidah, namun hanya memberikan indikasi bahwa Sa’d ibn ‘Ubaidah meninggal ketika masa pemerintahan Umar ibn Hubairah di Iraq.
4
Taqrīb at-Tahdzīb[24]
Sa’d ibn ‘Ubaidah as-Sulamīy
Abū Ḥamzah
Lahir:-
Wafat:
Meninggal ketika masa pemerintahan Umar ibn Hubairah, dan termasuk tabaqat ke-3
Guru:-
Murid:-

Tambahan dari Taqrīb at-Tahzīib hanya mengenai tabaqat saja, dia termasuk perawi yang masuk tabaqat ke-3.
Total Analisis: Berdasarkan kitab-kitab yang telah peneliti himpun, memang disebutkan bahwa antara Sa’d ibn ‘Ubaidah dan Ibnu ‘Umar sebagai guru serta Sa’d ibn Thāriq sebagai murid bersambung, hanya dalam kitab-kitab tersebut sepanjang pengamatan peneliti tidak diketemukan adanya tahun lahir bahkan wafatnya. Hanya disebutkan indikasi yang mengatakan bahwa dia meninggal ketika masa pemerintahan ‘Umar ibn Hubairah di Iraq. Namun dari sini dapat peneliti simpulkan bahwa sebagaimana dituliskan dalam kitab-kitab tersebut, sanad Sa’d ibn ‘Ubaidah bersambung, 


F.     Ibnu ‘Umar
No
Nama kitab
Nama lengkap
Kunyah / laqab
TTL & wafat
Guru & murid
Analisa
1
Taqrīb at-Tahdzīb[25]
‘Abdullāh ibn ‘Umar ibn al-Khaththāb al-‘Adawīy
Abū ‘Abdir-Rahmān
Lahir:
Dilahirkan setelah masa pengutusan Nabi, Masih kecil ketika ikut perang Uhud
Anak ke 14
Wafat:
73 H
Guru: -
Murid: -
Taqrīb at-Tahdzīb masih kurang lengkap untuk mengetahui informasi Ibnu ‘Umar, karena hanya disebutkan mengenai tahun wafat dan lahirnya. Tahun lahirnya juga tidak disebutkan secara eksplisit hanya indikasi dilahirkannya setelah diutusnya kenabian. Informasi guru dan murid juga tidak disebutkan, sehingga peneliti dari kitab ini belum bisa mengetahui kebersambungan antara ibnu umar dengan Sa’d ibn ‘Ubaidah
2
Kitab at-Tarikh al-Kabir[26]
Abdullāh ibn ‘Umar ibn al-Khaththāb, al-Qurasyīy, al-‘Adawīy
Abū ‘Abdir-Rahmān
Lahir: -
Wafat: -
Guru:
‘Umar ibn al-Khaththāb
Murid: 2
Nāfi’ dan az-Zuhrīy

Al-Bukhārī hanya memberikan informasi mengenai nama lengkap, kunyah serta guru dan muridnya, namun belum ada indikasi yang menginformasikan tentang bersambungnya dengan Sa’d ibn ‘Ubaidah karena tidak termasuk murid yang disebutkan oleh al- Bukhārī, begitu pula tahun lahir dan wafatnya, sehingga Kitab at-Tarikh al-Kabir sangat belum memadai untuk mengetahui biografi Ibnu ‘Umar tersebut.
3
Tahdzīb at-Tahdzīb[27]
Abdullah ibn ‘Umar ibn al-Khaththab ibn nufail al-Qurasyiy, al-‘Adawiy
Abū ‘Abdir-Rahmān, Al-Makkiy
Lahir:-
Wafat:
Az-zubair: 73 H

Guru: 14 orang lebih termasuk di dalamnya khulafā’urrāsyidīn
Murid: 72 orang lebih termasuk Sa’d ibn ‘Ubaidah
Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai ibnu umar terutama tahun wafat, dan memberikan informasi mengenai kebersambungannya dengan Sa’d ibn ‘Ubaidah, sehingga kitab ini menguatkan kitab sebelumnya, Taqrīb at-Tahdzīb yang sudah menyebutkan perihal tahun kematian dan kelahirannya. Selain itu Tahdzīb at-Tahdzīb juga sedikit menambah informasai mengenai kakek Ibnu ‘Umar yaitu Abdullāh ibn ‘Umar ibn al-Khaththāb ibn Nufail.
4
Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah[28]
Abdullāh ibn ‘Umar ibn al-Khaththāb ibn Nufail al-Qurasyīy, al-‘Adawīy
Abu ‘Abdir-Rahman
Lahir:
Dilahirkan pada tahun 3 dari pengutusan kenabian, berhijrah ketika berumur 10 tahun,
Wafat:
Al-waqidiy: mati umur 84, malik: mati umur 87 tahun,

Guru: 7 orang lebih termasuk ayahnya, dan khulafā’urrāsyidīn dan Rasulullah saw
Murid:
Dari sahabat 2 orang lebih, dari dari bani-nya 7 orang, dari pembesar tabi’in 21 orang lebih

Dalam kitab Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah ini cukup lengkap dalam menuliskan biografi ‘Abdullāh ibn ‘Umar, terkait nama, kunyah, umur dan guru muridnya, namun demikian dari sekian banyak muridnya tidak disebutkan nama Sa’d ibn ‘Ubaidah, sehingga masih belum bisa dikatakan bersambung, meskipun penulis juga menduga keras kalau Sa’d ibn ‘Ubaidah mungkin bukan murid yang populer sehingga tidak disebutkan. Namun masuk dalam nama lain-lainnya (ghairahum).
Total Analisis: Berdasarkan kitab-kitab yang telah peneliti himpun, penulis rasa cukup mewakili dari Taqrīb at-Tahdzīb, Kitab at-Tarikh al-Kabir, Tahdzīb at-Tahdzīb, Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah. Dalam Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah memang lebih secara mendetail menerangkan kehidupan Ibnu ‘Umar, dari perihal hijrah sampai perang beliau. Namun masih ada kekurangan dalam penyebutan muridnya dalam hadis ini, sehingga kekurangan itu bisa tertambal dengan adanya kitab Tahdzīb at-Tahdzīb yang lebih banyak dan rinci menerangkan guru dan muridnya sehingga dapat dilihat bahwa Ibnu ‘Umar dan Sa’d ibn ‘Ubaidah adalah bersambung.   

Kesimpulan: Dari penelitian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bila dilihat dari segi Tārīkh ar-Ruwāh, dan kebersambungan para perawi, maka peneliti simpulkan bahwa para perawi hadis tersebut adalah muttasil dan bisa dihukumi hadis tersebut sahih karena kemuttasilan perawinya. Dan dari kitab-kitab yang peneliti jadikan rujukan memang Tahdzīb at-Tahdzīb memiliki peringkat yang paling valid, meskipun di beberapa tempat juga kurang lengkap dan kekurangan itu ada di kitab lain, namun secara umum Tahdzīb at-Tahdzīb bisa di tempatkan dalam kitab urutan terbaik dibanding kitab lain dalam hal Tārīkh ar-Ruwāh. Adapun beberapa kitab juga mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Seperti kitab Taqrīb at-Tahdzīb seringkali memberikan masukan tabaqat perawi yang itu tidak ada di kitab Tahdzīb at-Tahdzīb misalnya, juga terkadang kitab ini juga memunculkan tahun wafat ketika yang lain tidak ditemukan. Sedangkan kitab Kitab at-Tarikh al-Kabir kurang lengkap menurut hemat peneliti begitu pula Mīzān al-I’tidāl. Sedangkan untuk perawi sahabat, kitab Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah bisa menjadi rujukan yang baik begitu pula dengan Tahdzīb at-Tahdzīb. Adapun Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl lengkap akan tetapi, dengan adanya tahdzib at-tahdzib sudah cukup memadai karena kitab Tahdzīb at-Tahdzīb Ibnu Ḥajar al-‘Asqalāniy adalah merupakan penyempurna dari kitab Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl karya al-Mizzī, sehingga biografi yang disebutkan oleh al-Mizzī, dalam Tahdzīb at-Tahdzīb juga disebutkan semua oleh al-‘Asqalāniy, dan kelebihan yang dimiliki Tahdzīb at-Tahdzīb adalah al-‘Asqalāniy membuang perbedaan tentang tahun wafat kecuali dalam beberapa tempat karena suatu tujuan. Sehingga di sini memang peneliti lebih kerap menggunakan Tahdzīb at-Tahdzīb dibanding Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl.







DAFTAR PUSTAKA
Al-Ashbahānīy, Aḥmad ibn ‘Ali ibn Manjuwaih, Rijāl Shahīh Muslim, Beirut: Dār al-Ma’rifah, t.th.
Al-‘Asqalānī, al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar,  Tahdzīb at-Tahdzīb, Beirut: Muassasah ar-Risālah, t.th.
Al-‘Asqalānī, al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar, Taqrīb at-Tahdzīb, Beirut: Muassasah ar-Risālah, 1999.
Al-‘Asqalānīy, Syihāb ad-Dīn Abī al-Fadl Aḥmad ibn ’Alī ibn Muḥammad ibn Muḥammad ibn ‘Ali al-Kinanīy, Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah, Mesir: Dār al-Kutub, 1853.
Al-Bukhārī, Abū ‘Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’fī, Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, t.th.
Al-Bustī, al-Ḥāfidz ibn Ḥātim Muḥammad ibn Hibbān ibn Aḥmad at-Tamīmī, Kitāb Ats-Tsiqāt, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1973.
Adz-Dzahabī, Abū Abdillāh Muḥammad ibn Aḥmad ibn Utsmān, Mizan al-I’tidal Fii Naqd ar-Rijaal, Beirut:Daarul Ma’rifah, t.th.
Adz-Dzahabī, Abū Abdillāh Syamsuddīn, Kitāb Tadzkirah al-Ḥuffādz, India: Dairah al-Ma’ārif Osmania, 1955.
Adz-Dzahabī, Muhammad ibn Aḥmad, Al-Kāsyif fī Ma‘rifah Man Lahu Riwāyah fī al-Kutub as-Sittah wa Ḥāsyiyyatuhu, Jeddah: Dār al-Qiblah, 1992.
Al-Mizzī, al-Ḥāfidz Jamāl ad-Dīn Ḥajjāj Yūsuf, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl, Beirut: Muassasah ar-Risālah, 1983.
Ar-Rāzī, Ibn Abī Ḥātim, Kitāb Al-Jarḥ Wa at-Ta‘dīl, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1953.
Az-Zuhrīy, Muhammad ibn Sa’d ibn Māni’, Kitāb Tabāqāt Al-Kabīr, Kairo: Maktabah al-Khaniji, t.th.






[1] Al-Ḥāfidz jamāl ad-Dīn ajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ ar-Rijāl, (Beirut: Muassasah ar-Risālah, 1983), juz XXVII, hlm. 499.

[2] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb at-Tahdzīb, (Beirut: Muassasah ar-Risālah, 1999),  hlm. 462.

[3] Abū Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’ al-Bukhārī, Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, t.th.), juz IV, hlm. 102.

[4] Al-Ḥāfidz ibn Ḥātim Muḥammad ibn Hibbān ibn Aḥmad at-Tamīmī al-Bustī, Kitāb Ats-Tsiqāt, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1973), juz VIII, hlm. 292

[5] Ibn Abī Ḥātim ar-Rāzī, Kitāb Al-Jarḥ Wa at-Ta‘dīl, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1953), juz IV, hlm. 215.
[6] Muhammad ibn Aḥmad adz-Dzahabī, Al-Kāsyif fī Ma‘rifah Man Lahu Riwāyah fī al-Kutub as-Sittah wa Ḥāsyiyyatuhu, (Jeddah: Dār al-Qiblah, 1992), juz I, hlm. 470.

[7] Abū Abdillāh Syamsuddīn adz-Dzahabīi, Kitāb Tadzkirah al-Ḥuffādz, (India: Dairah al-Ma’ārif Osmania, 1955), juz II,  hlm. 41.

[8] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī,  Tahdzīb at-Tahdzīb, (Beirut: Muassasah ar-Risālah, t.th.),  jilid II, hlm. 125.

[9] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb at-Tahdzīb… hlm. 198
[10] Abū ‘Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’fī al-Bukhārī, Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr…juz VIII, hlm. 274.

[11] Ibn Abī Ḥātim ar-Rāzī, Kitāb Al-Jarḥ Wa at-Ta‘dīljuz IX, hlm. 145.
[12] Muhammad ibn Sa’d ibn Māni’ az-Zuhrīy, Kitāb Tabāqāt Al-Kabīr, (Kairo: Maktabah al-Khaniji, t.th), juz VIII, hlm 156.

[13] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī,  Tahdzīb at-Tahdzīb…jilid IV, hlm. 353.

[14] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb at-Tahdzīb… hlm. 520
[15] Abū ‘Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’fī al-Bukhārī, Kitāb at-Tārīkh al-Kabīr… juz IV, hlm. 58.

[16] Muhammad ibn Aḥmad adz-Dzahabī, Al-Kāsyif fī Ma‘rifah…juz I, hlm. 428.

[17] Abū Abdillāh Muammad ibn Amad ibn Utsmān adz-Dzahabī, Mizan al-I’tidal Fii Naqd ar-Rijaal, (Beirut:Daarul Ma’rifah, t.t.t), Jilid II, hlm. 122.

[18] Amad ibn ‘Ali ibn Manjuwaih al-Ashbahānīy, Rijāl Shahīh Muslim, (Beirut: Dār al-Ma’rifah, tt.), jilid I, hlm. 234.

[19] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb at-Tahdzīb …hlm. 171.

[20] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī,  Tahdzīb at-Tahdzīb jilid I, hlm. 693.

[21] Abū ‘Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’fī al-Bukhārī, Kitāb at-Tārīkh …juz IV, hlm. 60.

[22] Aḥmad ibn ‘Ali ibn Manjuwaih al-Ashbahānīy, Rijāl Shahīh … jilid I, hlm. 231.

[23] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī,  Tahdzīb at-Tahdzīb… jilid I, hlm. 696.

[24] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī, Taqrīb at-Tahdzīb… hlm. 172.

[25] Ibid., hlm. 256.

[26] Abū ‘Abdillāh Ismā’īl ibn Ibrāhīm al-Ju’fī al-Bukhārī, Kitāb at-Tārīkh …juz V, hlm. 125.

[27] Al-Ḥāfidz Syihāb ad-īin Aḥmad ibn ‘Alī Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī,  Tahdzīb at-Tahdzīb… jilid II, hlm. 389.

[28] Syihāb ad-Dīn Abī al-Fadl Amad ibn ’Alī ibn Muammad ibn Muammad ibn ‘Ali al-Kinanīy al-‘Asqalānīy, Al-Ishābah fī Tamyīz ash-Shaḥābah, (Mesir: Dār al-Kutub, 1853), jilid IV, hlm 107.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes